Sabtu, 28 April 2012

Sisi Gelap LaLiga Spanyol


Kompetisi olah kulit bundar asal tanah Spanyol, boleh saja tengah menikmati era kesuksesan. Barcelona dan Real Madrid adalah dua delegasi terbaik La Liga di Eropa saat ini. Akan tetapi, kesuksesan La Liga ternyata menyimpan sisi kelam.
 
Madrid dan Barca, masih bersuara di semi final Liga Champions. Tiga klub medioker lainnya, juga masih berkiprah di fase yang sama di Europa League. Tapi dari sebuah survei rekening yang dimikili klub-klub top itu, mengemukakan ruwetnya balutan utang dan tunggakan pajak.
 
Rivalitas Real Madrid dan Barcelona, juga tak terjadi di atas lapangan, tapi juga utang di rekening klub keduanya. Berdasarkan lansiran The World Game, Kamis (12/4/2012), akumulasi utang Madrid, berkisar di angka 589 juta euro, atau lebih dari Rp7 triliun.
 
Sedangkan, serupa dengan posisi di klasemen di mana perolehan poin Barca masih tertinggal dari Los Blancos, utang raksasa Katalan itu masih belum bisa menungguli rivalnya. Barca terakumulasi punya tumpukan utang sebesar 578 euro, atau setara dengan Rp6,9 triliun.
 
Sejatinya, masalah ini sudah pernah diwacanakan untuk diselesesaikan pada tahun lalu. Kementerian Olahraga Spanyol yang mencanangkan program. Tapi sayangnya, tak ada progres yang benar-benar berjalan.
 
“Dari angka-angka (rekening dan utang) Madrid dan Barcelona saja, sudah menunjukkan bahwa sepakbola Spanyol tak bisa mengatur keuangannya dengan baik,” papar Profesor Jose Maria Gay de Liebana, dari Universitas Ekonomi Barcelona yang membahas soal sepakbola.
 
“Sepakbola adalah cerminan ekonomi umum di Spanyol. Selama bertahun-tahun, Spanyol menghabiskan sesuatu yang melebihi kemampuan kami, hingga akhirnya jatuh semakin dalam ke lembah utang,” lanjutnya.
 
“Klub-klub Spanyol membuat investasi besar-besaran dan tak efisien. Padahal mereka tak punya yayasan sendiri untuk mendanai pengeluaran mereka. Tapi mereka tetap besar-besaran terjerumus ke balutan utang,” tuntas De Liebana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar