Sabtu, 21 April 2012

Manajemen Strategi - Beberapa Strategi Dalam Bisnis

Sedikit bagi - bagi ilmu dari tugas kuliah (Manajemen Strategi). Semoga bisa membantu (sedikit)
Enjoy... 

STRATEGI UMUM MICHAEL PORTER
    Dalam analisanya tentang strategi bersaing (competitive strategy) suatu perusahaan,  Michael Porter mengntrodusir 3 jenis strategi umum, yaitu : Keunggulan Biaya (Cost Leadership), Pembedaan Produk (Differentiation), dan Stategi Fokus (Focus).

1.    Strategi Biaya Rendah (Cost Leadership)
Strategi Biaya Rendah menekankan pada upaya memproduksi produk standar dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif mudah terpengaruh oleh pergeseran harga atau menggunakan harga sebagai factor penentu keputusan. Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang termasuk dalam kategori perilaku, ketika konsumen tidak terlalu peduli terhadap perbedaan merk, relatif tidak membutuhkan perbedaan produk, atau jika terdapat sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawar – menawar yang signifikan.
Untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah, sebuah perusahaan harus mampu memenuhi syarat di dua bidang, yaitu : Sumber daya (resources) dan Organisasi. Strategi ini hanya mungkin dijalankan jika dimiliki beberapa keunggulan di bidang sumber daya perusahaan, seperti kuat akan modal, terampil pada rekayasa proses (process engineering), pengawasan yang ketat, mudah diproduksi, serta biaya distribusi dan promosi rendah. Sedangkan dari bidang Organisasi, perusahaan harus memiliki kemampuan mengendalikan biaya dengan ketat, informasi pengendalian yang baik dan insentif berdasarkan target.

2.    Strategi Pembedaan Produk (Differentiation)
Strategi ini mendorong perusahaan untuk sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk yang dikedepankan ini mungkin suatu perusahaan untuk menarik minat sebesar – besarnya dari konsumen potensialnya. Cara pembedaan produk bervariasi dari pasar ke pasar, tetapi berkaitan dengan sifat dan atribusi fisik suatu produk atau pengalaman kepuasan yang didapat oleh konsumen dari produk tersebut. Berbagai kemudahan pemeliharaan, fitur tambahan, fleksibilitas, kenyamanan dan berbagai hal lainnya yang sulit ditiru lawan merupakan sedikit contoh dari diferensiasi. Strategi jenis ini biasa ditujukan kepada para konsumen potensial yang relatif tidak mengutamakan harga dalam pengambilan keputusannya.
Perlu diperhatikan bahwa terdapat berbagai tingkatan diferensiasi. Diferensiasi tidak memberikan jaminan terhadap keunggulan kompetitif, terutama jika produk – produk standar telah relatif memenuhi kebutuhan konsumen atau jika competitor dapat melakukan peniruan dengan cepat. Contoh penggunaan strategi ini tepatnya adalah pada produk barang yang bersifat tahan lama dan sulit ditiru oleh pesaing.
Resiko lain dari strategi ini adalah jika perbedaan atau keunikan yang ditawarkan ternyata tidak dihargai (dianggap biasa) oleh konsumen. Jika hal ini terjadi, maka pesaing yang menawarkan produk standar dengan strategi biaya rendah akan mudah merebut pasar. Oleh karenanya kekuatan departemen penelitian dan pengembangan dalam perusahaan sangatlah berperan.
3.    Strategi Fokus (Focus)
Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu  segmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ni ditujukan untuk melayani kebutuhan konsumen yang jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan keputusannya untuk membeli relatif tidak dipengaruhi oleh harga. Dalam pelaksanaannya, strategi fokus diintegrasikan dengan salah satu dari dua strategi umum lainnya. Strategi ini biasa digunakan oleh pemasok untuk memenuhi kebutuhan suatu produk khusus.
Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar yang cukup, terdapat potensi pertumbuhan yang baik dan tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing dalam rangka mencapai keberhasilannya (pesaing tidak tertarik untuk bergerak dipasar tersebut). Strategi ini akan menjadi lebih efektif jika konsumen membutuhkan suatu khas tertentu yang tidak diminati oleh perusahaan pesaing. Biasanya perusahaan yang bergerak dengan strategi ini lebih berkonsentrasi pada suatu kelompok pasar tertentu, wilayah geografis tertentu, atau produk tertentu dengan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen secara baik.

MANAJEMEN STRATEGI DALAM ORGANISASI NIRLABA& PEMERINTAHAN


A.    Manajemen Strategi Dalam Organisasi Nirlaba

        Manajemen strategi tidak saja diadopsi oleh perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan, akan tetapi juga untuk organisasi non-profit. Organisasi seperti ini mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, Gereja, dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang dikenal dengan istilah Non Governmental Organization (NGO). Sebelumnya organisasi seperti ini tidak mengenal pendekatan strategis

        Konsep-konsep strategi yang sudah lama dimanfaatkan organisasi profit dapat diaplikasikan di dalam organisasi non profit. Pengaplikasian tersebut, diperuntukan penyesuaian organisasi non profit dengan lingkungannya, membuat keputusan-keputusan efektif secara stratejik, menangani perubahan-perubahan, menciptakan keunggulan komparatif, dan meningkatkan peranan kerjasama dengan organisasi profit. Akan tetapi, dalam pengaplikasiannya tetap memerlukan adaptasi karena organisasi profit tidaklah tepat sama dengan organisasi non profit.

Pengaplikasian konsep strategi pada organisasi non profit dilakukan dengan empat pedoman :
1.    Mengembangkan misi organisasi non profit secara jelas.
2.     Mengidentifikasi publik sasaran.
3.     Menciptakan deskripsi organisasi non profit yang mampu mengkomunikasikan misi kepada publik.
4.     Fokus menciptakan kepuasan publik sasaran.

        Selanjutnya, beberapa aktifitas yang menempatkan organisasi non profit bekerjasama secara menguntungkan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
 1.    Membuat proyek bersama
 2.    Menyelenggrakan forum dengan sponsor bersama untuk mengkaji isu-isu pokok
 3.     Membentuk koalisi aktif
 4.    Mengembangkan program pertukaran kerja antara organisasi non profit dengan para praktisi

        Pengaplikasian konsep strategi pada organisasi non profit memenuhi kebutuhan desakan untuk melibatkan diri dalam pemasaran kewirausahaan dan keterampilan manajemen. Pengaplikasian tersebut, membuahkan hasil pertumbuhan yang pesat penggunaan perencanaan strategi yang memperluas wawasan manajemen pada istilah scanning lingkungan. Singkatnya, dengan mengaplikasikan konsep strategi organisasi non profit ini, hasil akhirnya akan berlangsung secara efektif dan efisien secara menguntungkan.

B. Manajemen strategi dalam pemerintahan

Bryson dan Roering (1987) mengidentifikasi lima model berbeda yang dapat digunakan untuk
penerapan  manajemen  strategis  pada  pemerintahan. Kelima  model  tersebut adalah :

1. Model Kebijakan Harvard
        Model  ini  merupakan  model  yang  paling  banyak  digunakan.  Pendekatan  ini menekankan  pada  pengembangan  kesesuaian  antara  organisasi  dengan  lingkungannya.Pencapaian  kesesuaian  ini  dinilai  oleh  ahli  strategi  melalui  analisis kekuatan,  kelemahan, peluang,  dan  ancaman,  dikenal  sebagai  analisis  SWOT  (strengths,  weaknesses, opportunities,  and  threats).  Penilaian  ini  mengarahkan organisasi  untuk  mengembangkan strategi  dalam membangun  kekuatan,  mengatasi  kelemahan,  menangkal  ancaman,  dan mengeskploitasi peluang.



2. Sistem Perencanaan Strategis
        Menurut  Bryson  Roering,  perencanaan  strategis  merupakan  suatu  sistem  dimana manajer  membuat,  mengimplementasikan,  dan  mengendalikan  keputusan  penting  lintas fungsi  dan  level  dalam  perusahaan. Sistem  perencanaan  strategis  harus menjawab  empat pertanyaan  mendasar  yaitu  kemana  kita  pergi  (misi),  bagaimana  kita  memperolehnya (strategi), apakah cetak biru  tindakan kita  (anggaran), dan bagaimana kita mengetahui  jalur yang kita lalui (pengendalian).

3. Manajemen Stakeholder
        Menurut  Freeman  (1984),  pendekatan  stakeholder pada  manajemen  strategis dipredikatkan pada pengakuan dari kepentingan dan klaim bersaing baik di dalam maupun di luar  organisasi.  Dari  perspektif  ini,  tugas  kritis  ahli  strategis  adalah  untuk  mengapresiasi kepentingan  stakeholder dan merumuskan  strategi  untuk mengoptimalkan  dukungan  pada organisasi.  Dalam  praktik,  hal  ini  mensyaratkan  organisasi  untuk  memetakan  lingkungan internal  dan  eksternal,  mengidentifikasi  pelaku  yang mempengaruhi  dan  dipengaruhi  oleh organisasi, menetapkan  permintaan  stakeholder,  dan menilai  sifat  hubungan  kekuasaan –ketergantungan  untuk melindungi dari ancaman, mengembangkan dukungan pada program dan  kebijakan,  dan memperoleh  sumber  daya  yang  dibutuhkan. Secara  internal  organisasi membutuhkan  pembangunan kapasitas  dan  atau  memperoleh  pengendalian  terhadap operasi kritis.

4. Model Manajemen Portofolio
        Model ini didasarkan pada suatu analogi dengan konsep investasi personal. Menurut Bryson  dan  Roering  (1987),  ketika  seorang  investor  merakit  suatu  portofolio  saham  untuk mengelola  risiko  dan merealisasikan  hasil  yang  optimum,  seorang manajer  korporat  dapat berpikir bahwa perusahaan sebagai suatu portofolio dari bisnis dengan potensi yang berbeda dapat  diseimbangkan  pada  hasil  manajer  dan  arus  kas.  Meskipun  hal  ini  bermanfaat  untuk  pemikiran  pemerintah  negara  bagian,  kriteria ekonomi yang mendasari model portofolio secara jelas kurang sesuai untuk organisasi sektorpublik. Untuk  dapat diterapkan pada negara bagian,  adalah perlu  untuk  identifikasi dimensi yang mengklasifikasikan program menurut kriteria politik-ekonomi.


5. Manajemen Isu Strategis
        Pendekatan  ini  diperkenalkan  oleh  Ansoff  (1980)  yang  menjelaskan  suatu  isu strategis  sebagai  perkembangan  yang  akan  datang baik  dalam  organisasi maupun  di  luar organisasi, yang boleh jadi mempunyai pengaruh penting pada kemampuan organisasi untuk memenuhi  tujuannya.  Sistem manajemen  isu  strategis menekankan  pada  identifikasi  awal dan  tanggapan  cepat  pada  perubahan  yang  dapat  mempengaruhi  organisasi  dan  masa depannya. Aktivitas  yang  berhubungan  dengan manajemen  isu  strategis meliputi  perhatian kontinyu pada daftar isu strategis kunci yang mutakhir, memonitor lingkungan untuk isu yang muncul,  merancang  isu  pada  kelompok  manajemen  isu  strategis,  dan  pemilihan  tindakan yang diambil dari organisasi untuk memecahkan isu prioritas.

Di Indonesia sendiri, Dengan aturan perundang-undangan yang ada, tepatnya peraturan yang  berkaitan  dengan manajemen  strategis  dalam  pengelolaan  pemerintah  daerah itu sendiri diatur dalam Pasal 150  Undang-undang  Nomor  32  Tahun  2004. Berdasarkan  aturan  dalam  undang-undang tersebut,  manajemen  strategis  pada pemerintah daerah lebih mengarah pada pendekatan sistem perencanaan strategis.


MANAJEMEN STRATEGI DALAM PERUSAHAAN KECIL
  
Dalam konteks persaingan global seperti sekarang ini, perusahaan kecil harus mengalihkan strategi pada penggunaan sumber daya internal. Strategi pengembanga  perusahaan harus mengarah pada keahlian khusus secara internal yang bisa menciptakan produk unggul untuk memperbesar pangsa produksi (manufacturing share).Manufacturing Share yaitu perusahaan yang muncul pada berbagai produk yang mempunyai berbagai komponen yang sama dan tidak lagi mencari pangsa pasar (market share) pada produk konsumen akhir seperti pada masa lalu. Strategi resource-based ini, menurut Widjaja (1993:47) lebih murah dan ampuh karena usaha kecil bisa memanfaatkan sumber daya alam dan tenaga kerja lokal.

Dari teori yang berbasis sumber daya tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam konteks persaingan bebas seperti sekarang ini, para wirausaha harus menggunakan strategi pengelolaan usahanya. Strategi pengembangan perusahaan, baik yang baru maupun yang sudah lama harus mengarah pada penggunaan sumber daya internal, dengan mengarah kepada keahlian khusus yang bisa menciptakan produk yang unggul untuk memperbesarmanufacturing share produk konsumen akhir. Dengan strategi tersebut, wirausaha bisa lebih berkembang, baik dalam persaingan lokal, nasional maupun internasional.

Menurut Granat (1991 dalam wijaya, 1994) ada beberapa langkah untuk mengembangkan resource-based strategy, antara lain  :
1.    Mengidentifikasi dan mengklasifikasi sumber daya. Sumber daya itu diantaranya  :
 -     Teknologi yang dimiliki.
 -     Kapabilitas karyawan.
 -     Paten dan merk.
 -     Keuangan.
 -     Kecanggihan pemasaran.
 -     Pelayanan dan pelanggan.
Sumber daya tersebut diklasifikasikan menjadi  :
 -    Sumber daya finansial (financial resources)
 -     Sumber daya fisik (physical resources)
 -     Sumber daya manusia (human resources)
 -    Sumber daya teknologi (technological resources)
 -    Sumber daya reputasi organisasi (reputation organizational resources)

2.     Mengidentifikasi dan mengevaluasi kapabilitas.Kapabilitas diartikan sebagai apa yang dapat dilakukan oleh perusahaan dari kerja tim (bukan perorangan) yang bersama-sama mengembangkan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan. Kapabilitas yang mengintegrasikan ide baru, keterampilan, dan pengetahuan lain menjadi kunci berfikir kreatif.

Download versi power point-nya disini